Selesai AJL 27.
Hilanglah pekikan penonton yang seragam bagi setiap
persembahan peserta.
Acara yang dikatakan berprestij itu masih seperti ulang
tayang edisi lalu. Yang berubah tentunya hanyalah lagu. Juruacara masih yang sama.
Masih lagi boleh melihat lengan pengacara wanitanya seperti tahun-tahun lalu. Doa
saya agar dia mengenakan sekurang-kurangnya pra-tudung
seperti Dato’ Siti masih terpaksa diteruskan…….
Siapa pun juaranya tidak penting. Hak juri telah dimuktamadkan. Bersorak-sorailah penonton. Kalau lagu lain
yang menjadi juaranya pun, sorakan akan tetap pada decibel yang sama. Mereka
telah dibudayakan atau diprogramkan begitu……
Saya cuma tersentak dalam persembahan sementara menunggu
diberikan keputusan. Empat gitaris , antara terbaik, bersama empat penyanyi
dalam segmen ‘Rock Never Dies’.
Bernyanyi sakan penonton mengikut persembahan di pentas.
Betul, rock tidak pernah mati. Kalau mahukan sambutan hebat
dari penonton, tampilkan penyanyi dan lagu rock. Pasti meledak. Beberapa acara
lain sebelum ini pernah menampilkan
corak begitu. Anugerah Bintang Popular adalah antaranya. Anak muda yang
belum lahir era rock kapak pun akan teruja……
Kenapa saya tersentak pada malam AJL 27 itu?
Selama ini berulang dilafazkan skrip: anugerah tersebut
bertujuan memartabatkan lagu Malaysia ke persada dunia. Banyak lagu boleh
dimuatkan dalam acara selingan itu, termasuk lagu-lagu rock yang pernah
mendominasi AJL pada tahun 90-an dahulu.
Akan tetapi, pada lagu apakah penonton paling gamat menyanyi? Camellia , yang dipersembahkan oleh Papa Rock
- Ramli Sarip - penyanyi asal kumpulan Sweet Charity
dari Singapura.
Kurangkah lagu rock ‘berhantu’ dari Malaysia?
Untuk yang ‘baru’, lagu Camellia ada empat buah yang dirakamkan
– Camellia I hingga IV. Menurut penciptanya ada dua lagi yang tidak dirakamkan.
Camellia nyanyian Sweet Charity adalah yang kedua. Kalau dihayati, sebuah
cerita terbentuk dari keempat-empat lagu tersebut. Cerita lara……
Camellia I
Dia Camellia
puisi dan pelitamu
kau sejuk seperti titik embun membasahi daun jambu
di pinggir kali yang bening
sayap-saayapmu kecil lincah berkeping
seperti burung camar
terbang mencari tiang sampah
tempat berpijak kaki dengan pasti
mengarungi nasibmu
mengikuti arus air berlari
dia Camelia
engkaukah gadis itu
yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi di setiap tidurku
datang untuk hati yang kering dan sepi
agar bersemi lagi
hmm ... bersemi lagi
kini datang mengisi hidup
ulurkan mesra tanganmu
bergetaran rasa jiwaku
menerima harum namamu
Camellia oh Camellia
Camellia oh Camellia
Camellia oh Camellia
Camellia II
(seperti yang dinyanyikan oleh Ramli Sarip dari kumpulan Sweet Charity)
Camellia III
Di
sini dibatu ini
Akan kutuliskan lagi
Namaku dan namamu
Maafkan bila waktu itu
Dengan tuliskan nama kita
Kuanggap engkau berlebihan
Sekarang setelah kau pergi
Kurasakan makna tulisanmu
Meski samar tapi jelas tegas
Engkau hendak tinggalkan kenangan
Dan kenangan
Di sini kau petikkan kembang
Kemudian engkau selitkan
Pada tali gitarku
Maafkan bila waktu itu
Kucabut dan kubuang
Kau pungut lagi dan kau bersihkan
Engkau berlari sambil menangis
Kau dakap erat kembang itu
Sekarang baru aku mengerti
Ternyata kembangmu kembang terakhir
Yang terakhir
Oh Camellia, katakanlah ini satu mimpiku
Oh oh oh oh oh
Camellia, maafkanlah segala silap dan salahku
Di sini dikamar ini
Yang ada hanya gambarmu
Kusimpan dekat dengan tidurku
Dan mimpiku
Akan kutuliskan lagi
Namaku dan namamu
Maafkan bila waktu itu
Dengan tuliskan nama kita
Kuanggap engkau berlebihan
Sekarang setelah kau pergi
Kurasakan makna tulisanmu
Meski samar tapi jelas tegas
Engkau hendak tinggalkan kenangan
Dan kenangan
Di sini kau petikkan kembang
Kemudian engkau selitkan
Pada tali gitarku
Maafkan bila waktu itu
Kucabut dan kubuang
Kau pungut lagi dan kau bersihkan
Engkau berlari sambil menangis
Kau dakap erat kembang itu
Sekarang baru aku mengerti
Ternyata kembangmu kembang terakhir
Yang terakhir
Oh Camellia, katakanlah ini satu mimpiku
Oh oh oh oh oh
Camellia, maafkanlah segala silap dan salahku
Di sini dikamar ini
Yang ada hanya gambarmu
Kusimpan dekat dengan tidurku
Dan mimpiku
Camellia
IV
Senja
hitam di tengah ladang
Dihujung permatang engkau berdiri
Putih di antara ribuan kembang
Langit di atas rambutmu
Merah tembaga
Engkau memandangku
Bergetar bibirmu memanggilku
Basah di pipimu air mata
Kerinduan, kedamaian oh
Batu hitam di atas tanah merah
Di sini akan kutumpahkan rindu
Kugenggam lalu kutaburkan kembang
Berlutut dan berdoa
Dihujung permatang engkau berdiri
Putih di antara ribuan kembang
Langit di atas rambutmu
Merah tembaga
Engkau memandangku
Bergetar bibirmu memanggilku
Basah di pipimu air mata
Kerinduan, kedamaian oh
Batu hitam di atas tanah merah
Di sini akan kutumpahkan rindu
Kugenggam lalu kutaburkan kembang
Berlutut dan berdoa
Syurgalah
di tanganmu, Tuhanlah disisimu
Kematian adalah tidur panjang
Maka mimpi indahlah engkau
Camellia, Camellia oh
Pagi
engkau berangkat hati mulai membatu
malam
kupetik gitar dan terdengar
Senandung ombak dilautan
Menambah rindu dan gelisah
Adakah angin gunung, adakah angin padang
Mendengar keluhanku, mendengar jeritanku
Dan membebaskan nasibku
Dari belenggu sepi ....
Kematian adalah tidur panjang
Maka mimpi indahlah engkau
Camellia, Camellia oh
Pagi
engkau berangkat hati mulai membatu
malam
kupetik gitar dan terdengar
Senandung ombak dilautan
Menambah rindu dan gelisah
Adakah angin gunung, adakah angin padang
Mendengar keluhanku, mendengar jeritanku
Dan membebaskan nasibku
Dari belenggu sepi ....
Demikianlah.
Maka, janganlah
sesiapa – terutama artis – mengamuk pula, jika Julia Perez [Jupe], misalnya, bertweet
bahawa Malaysia kekurangan lagu untuk dipersembahkan dalam acara khas mengangkat
darjat negara……..
Saya meminati karya Ebiet. Maka, maafkan kami, Mas Abid! Kami terpesona pada buah tanganmu, hingga tersilap memberi tempatnya.........
Maaf!
Tiada ulasan:
Catat Ulasan